Article Detail

Kunjungan ke YOAI

Pada jam 8.00 pagi kami semua berkumpul di lapangan sekolah SD Tarakanita 3 yang beralamat di Jl. Juraganan, Grogol Utara, Kebayoran lama, Jakarta Selatan.  Disana ada beberapa mobil yang siap mengantar Bapak/Ibu guru dan para siswa ke Rumah Singgah Kanker Indonesia YOAI. Dari sekitar jam 8 pagi orangtua murid dan anak – anak menunggu Bapak/ Ibu guru bersiap – siap. Ada anak yang menunggu sambil bermain bola basket, dan ada juga yang di perpustakaan bermain pelajaran Bahasa Inggris.  Kemudian berangkatlah kami pada sekitar jam 9. Dari situlah perjalanan kami dimulai.

            Kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk ikut beberapa mobil orang tua murid yang siap mengantar. Dalam perjalanan kami semua saling mengobrol. Sesampainya kami di sana, kami melepas sepatu kami dan masuk ke dalam Rumah Singgah Kanker. Maksud dan tujuan kami datang ke Rumah Singgah Kanker Indonesia ini adalah mewakili sekolah kami, SD Tarakanita dalam rangka aksi natal, paskah, dan juga belajar untuk mengembangkan sifat belarasa kami. Saat pertama kali kami ragu-ragu untuk berkenalan dan bertanya. Tetapi  akhirnya kami berkenalan dengan mereka. Di sana kami berkenalan dengan 5 orang yang berumur sekitar 8- 17 tahun. Pertama kami berkenalan dengan seorang anak yang bernama Nayra dia mengidap kanker otak. Yang kedua adalah Betria dia berumur 17 tahun, Betria mengidap penyakit kanker leher. Yang ketiga bernama Lolita di berumur 12 tahun, 1 tahun lebih tua dari kami semua, Lolita mengidap penyakit kanker darah. Yang terakhir adalah Azam dan Abdurahman, mereka berumur sekitar 8 – 9 tahun. Mereka semua datang dari luar Jakarta. Ada juga yang datang dari pulau Kalimantan. Mereka datang ke sini tidak sendiri. Mereka datang ke Jakarta bersama salah satu orangtua mereka.

            Kepala sekolah kami Ibu Endar menjelaskan tentang maksud dan tujuan kami datang ke Rumah Singgah Kanker ini. Setelah Bu Endar menjelaskan tentang maksud dan tujuan aku akhirnya bercerita tentang sekolah kami. Aku bercerita tentang kawasan lingkungan sekolah kami yang mendapatkan penghargaan sekolah adiwiyata, ekstrakulikuler kami yang juga melestarikan kebudayaan Indonesia dan juga pembiasaan lingkungan yang sering dilakukan seperti kegiatan operasi semut. Setelah aku berpidato ada juga teman-temanku yang mendeklamasikan puisi, menyanyi, dan juga memberi semangat. Kami semua berharap agar teman kami yang mengidap penyakit kanker ini bisa kembali beraktifitas layaknya kami semua. Setelah itu untuk menambahkan semangat kami melakukan games yang dipandu oleh bu Yemima. Permainan ini menambahkan konsentrasi. Siapapun pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang bisa mereka pilih. Semuanya mendapatkan hadiah yang mereka mau. Ada yang mendapat boneka, ada yang mendapatkan tas, ada yang mendapatkan alat makan, minum,  dan buku tentang energi. Setelah itu, kami juga mendapatkan penjelasan tentang kanker dari Kak Raden. Sebelum kami menerima penjelasan, kami dibagikan buku penjelasan tentang kanker. Kami menerima penjelasan bahwa kanker itu tidak menular tetapi sangat rentan dengan penyakit. Oleh karena itu, semua anak yang mengidap penyakit kanker ini menggunakan masker. Penderita kanker juga tidak boleh jajan sembarangan di luar. Jadi, mereka hanya boleh makan-makanan buatan sendiri di rumah. Mereka juga tidak boleh keluar rumah, ke sekolah pun tidak kecuali kelasnya sudah dipastikan bahwa lingkungannya steril. Kak Raden juga bercerita bahwa dulu Azam sempat sudah sembuh dari penyakitnya. Tetapi karena Azam kecapekan akhirnya penyakitnya kambuh lagi.

            Setelah kami menerima penjelasan, kami membuat kupu-kupu yang terbuat dari plastik kemasan kopi dan minuman. Kami mengajak anak-anak dari Rumah Singgah Kanker untuk ikut menempel hasil karyanya di lambang pita. Kami semua bebas membuat berapapun yang kami mau. Kemudian anak-anak dari rumah singgah kanker juga dibagikan bros kupu-kupu dan gantungan kunci berbentuk ikan yang juga terbuat dari kemasan plastik. Lalu kami  makan bersama dengan menu sehat, yaitu singkong, makan ubi ungu, jagung, kacang-kacangan, dan pisang. Setelah waktu makan selesai kami semua berpamit pulang sambil memberikan amplop yang berisi uang untuk mereka. Sekarang kami tahu bahwa uang aksi natal dan juga uang yang kita kumpulkan saat hari Senin adalah untuk diberikan kepada mereka. Aku mendapatkan bagian memberikan uang kepada Nayra sambil bersalaman. Karena Nayra juga tidak bisa berdiri akulah yang harus menunduk. Saat aku mau memberikan amplop kepada Nayra, entah kenapa Nayra menangis. Setelah kami mau pamit pulang akhirnya Nayra mau menerima amplop itu. Ternyata ada 12 anak yang ada di Rumah Singgah. 7 anak di kamar karena kondisinya tidak memungkinkan untuk beraktivitas bersama. Setelah itu, kami berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Kami diberi buku cerita tentang kanker dan juga penjelasan kanker.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment