Sekolah Sahabat Lingkungan
Sekolah Sahabat Lingkungan
Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 menetapkan target pengelolaan
sampah yang ingin dicapai adalah 100% sampah terkelola dengan baik dan benar
pada tahun 2025 (Indonesia Bersih Sampah). Target ini diukur melalui
pengurangan sampah sebesar 30%, dan penanganan sampah sebesar 70%.
SD
Tarakanita 3 sebagai sekolah Adiwiyata yang berbudaya lingkungan tergerak untuk
ikut ambil bagian dalam mewujudkan target pengelolaan sampah dengan melakukan
pengurangan dan penanganan sampah di sekolah.
Pendidikan
yang mengarahkan peserta didik pada proses penjagaan, pemeliharaan dan
perawatan lingkungan merupakan salah satu ciri khas Pendidikan Karakter
Tarakanita. Usaha-usaha kecil untuk menanamkan kesadaran lingkungan sudah
dimulai sejak dini di sekolah melalui kegiatan terintegrasi dengan pembelajaran
di kelas, pengembangan kultur sekolah, dan kegiatan terprogram yang
dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun melalui
kegiatan pembiasaan.
Kegiatan
pembentukan karakter peduli lingkungan, baik itu yang berbasis kelas (terintegrasi
dalam kurikulum), kegiatan ekstrakurikuler, maupun pembiasaan perlu didukung
melalui sebuah kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah ini berupa program-program
yang mendukung penanaman nilai kepedulian lingkungan yang kami sebut nilai KPKC (Keadilan, Perdamaian & Keutuhan
Ciptaan). Sejak tahun 2012 SD Tarakanita 3 menerapkan 7 Gerakan Pembiasaan
Karakter Tarakanita yaitu 1) Pantikfoam (Pantang plastik & Styrofoam, 2)
Galon Kejujuran, 3) Pengolahan Sampah, 4) Cinta Lingkungan, 5) Budaya Kasih, 6)
Bebas Rokok & Narkoba, 7) Science Fair Project.
Kebijakan
ini merupakan peraturan sekolah yang ramah lingkungan yang didesain agar
seluruh warga sekolah melaksanakan 7 gerakan pembiasaan sehingga memberikan solusi nyata mendukung program
sekolah yang berkelanjutan hingga tercapai zero waste school.
Gerakan pembiasaan yang
pertama yaitu Pantang Plastik dan Styrofoam. Seluruh warga sekolah baik siswa maupun
guru/karyawan mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam kemasan sekali pakai
buang, wajib membawa thumbler dan tempat makan sendiri serta menggunakan tas
belanja yang dipakai berulang, termasuk kantin sekolah tidak menjual makanan
dan minuman yang menggunakan kemasan atau wadah sekali pakai, sehingga konsep
Zero Waste Plastik dapat terwujud
Gerakan pembiasaan kedua
yaitu Galon Kejujuran. Sekolah memfasilitasi galon air mineral di setiap kelas
agar siswa dapat mengisi air minum dengan mengganti uang secara sukarela,
sehingga mendukung konsep pantikfoam sekaligus menanamkan nilai kejujuran.
Gerakan pembiasaan ketiga
yaitu Pengolahan Sampah. Dengen pembiasaan taruh sampah pada tempat sampah
sesuai jenisnya memudahkan pengolahan sampah organik menjadi pupuk tanaman
organik. Sampah daun, sampah dapur dan kantin diolah menjadi kompos dan pupuk
organik cair (POC) sedangkan sampah kulit buah menjadi eco enzyme yang tidak
hanya berguna untuk pupuk tanaman tetapi juga berguna sebagai pestisida alami,
bahan kebersihan seperti mengepel lantai, membersihkan toilet, mencuci pakaian,
mencuci alat dapur, dan disinfektan serta banyak manfaat lainnya. Sedangkan
sampah anorganik yaitu kertas didaur ulang menjadi kertas baru.
Gerakan pembiasaan keempat
yaitu Cinta Lingkungan. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman
dan hijau perlu ditumbuh kembangkan kesadaran cinta lingkungan dengan kegiatan
rutin siswa yang dilakukan setiap hari melalui tugas piket siswa antara lain;
menyiram, memupuk dengan pupuk hasil olahan sendiri, pembibitan/penanaman
pohon, operasi semut, hemat listrik dengan cara menyalakan lampu jika perlu saja
dan menyalakan AC kelas dimulai pukul 08.00 (satu setengah jam setelah mulai pelajaran), hemat air, dan
membuat lubang biopori.
Gerakan pembiasaan kelima
yaitu Budaya kasih. Untuk menumbuhkembangkan nilai compassion dan kepedulian
kepada sesama yang miskin, tersisih dan menderita seluruh siswa dan guru mengumpulkan “Coin Carolus” yang hasilnya
digunakan untuk kegiatan sosial.
Gerakan pembiasaan keenam
yaitu Bebas Rokok & Narkoba. Sekolah melarang seluruh warga sekolah
termasuk orang tua dan siapapun yang berada di lingkungan sekolah merokok. Bagi
yang merokok akan mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku. Untuk
memberi kesadaran agar tidak terjerat konsumsi narkoba, setiap tahun dilakukan
penyadaran dengan memberikan penyuluhan bahaya narkoba bekerja sama dengan BNN.
Tujuan gerakan ini selain menjaga dan memelihara kesehatan juga mengurangi
polusi udara.
Gerakan pembiasaan ketujuh
adalah Science Fair Project. Setiap
akhir semester sekolah mengadakan pameran atau selebrasi hasil karya siswa.
Hasil karya siswa baik individu maupun kelompok merupakan implementasi dari
riset sederhana proses pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler dan
kegiatan pembiasaan. Produk hasil karya siswa tersebut adalah 1) pupuk kompos,
2) eco enzyme, 3) sabun cair cuci pakaian, 4) sabun cair cuci alat dapur, 5)
karbol ramah lingkungan, 6) ampas terapi eco enzyme, 7) pemanfaatan tanaman obat antara lain daun
kelor dimasak menjadi srundeng bernutrisi tinggi yang kami namakan GGG (Gurih-Gurih
Gizi), 8) aneka kripik sehat (kripik daun sirih, kripik daun pegagan, kripik
bayam, kripik daun kelor dan lainnya).
Selain
kegiatan terprogram yang dilaksanakan di sekolah, kami juga mengedukasi
masyarakat sekitar bekerja sama dengan RT, RW setempat dan kelurahan melakukan
penyadaran mengolah sampah secara mandiri, membuat eco enzyme dan produk
turunannya, dan menanam pohon.
Dalam
rangka tetap menjaga konsistensi akan kesadaran peduli menjaga lingkungan dan
keutuhan ciptaan dilakukan kegiatan memperingati hari-hari lingkungan hidup
antara lain Hari Menanam Pohon, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Hari Hutan
Internasional, Hari Air, Earth Hour, Hari Kenekaragaman Hayati, Hari Bumi, Hari
Lingkungan Hidup Sedunia, Hari Konservasi Alam, Hari Ozon Internasional, Hari
Pangan Sedunia, Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPSN). Bentuk kegiatannya dengan
melakukan kampanye di Car Free Day, pembagian bibit pohon kepada masyarakat
umum, menonton film tema lingkungan, mengadakan workshop/ seminar, dan yang
terpenting setiap selesai melaksanakan kegiatan lingkungan siswa diajak
melakukan refleksi bersama mengapa harus peduli lingkungan.
SD Tarakanita 3 sebagai sekolah yang sudah mendapatkan
penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri pada tahun 2016 berkomitmen selalu
konsisten peduli melaksanakan upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.