Article Detail
Anak antara Gawai dan Kurikulum
Sabtu, 24 Oktober 2015 SD Tarakanita 3 mengadakan seminar dengan tema "Anak antara Gawai dan Kurikulum". Narasumber seminar ini adalah Bukik Setiawan salah satu dari tim ahli Menkebud dan Ani Fegda seorang psikolog. Seminar ini merangkul orang tua dan guru sebagai pihak yang memiliki keterkaitan erat dengan anak. Seminar yang berlangsung selama dua jam ini mengangkat topik gadget dan kurikulum yang selama ini menjadi sumber munculnya berbagai pertanyaan dari orang tua dan guru dalam perkembangan anak.
Bapak Bukik memaparkan mengenai pentingnya komunikasi antara sekolah sebagai suatu sistem dan orang tua sebagai pendidik utama anak. Sinergi yang baik antara sekolah dan orang tua menjadi faktor utama dalam memenuhi kebutuhan anak. Keresahan yang muncul dari orang tua juga akan terjawab dengan adanya komunikasi yang baik dari kedua pihak sejak awal untuk menetapkan tujuan dalam mendampingi anak. Orang tua adalah pendidik utama bagi anak, sehingga dihimbau untuk meluangkan waktu dan mengajak anak untuk bicara minimal 10 menit tiap hari. Komunikasi yang terjalin baik akan semakin mampu membantu orang tua untuk memahami dan memenuhi kebutuhan anak.
Ibu Fegda mengajak orang tua untuk mendampingi anak secara intens dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaan gadget. Gadget diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan berbagai hal dalam kehidupan manusia. Gadget ini hanya sebagai sarana kita untuk mencapai tujuan. Namun, banyak dampak negatif yang muncul dari penggunaan gadget ini. Dampak tersebut muncul dalam bentuk perilaku yang anti sosial, keterampilan motorik yang terbatas, sikap untuk asyik dengan dunia sendiri dan munculnya sikap acuh pada lingkungan. Dampak negatif dalam penggunaan gadget ini muncul karena tanpa sadar ada perilaku yang menjadikan gadget sebagai tujuan utama. Kita menggerakkan gadget bukan gadget yang menggerakan manusia. Sebenarnya gadget bertujuan untuk membantu, sehingga sebaiknya berhenti untuk memandang gadget sebagai suatu hal yang negatif dan menyalahkannya. Namun, kita sebaiknya menggunakan gadget tersebut dengan hati-hati. Ibu Fedga juga mengajak orang tua untuk memberikan waktu untuk memeluk anak dan mengajaknya bicara dengan topik hangat yang positif. Orang tua diharapkan untu tidak terlalu menekankan hasil, namun menikmati proses belajar bersama anak.
Semoga seminar ini mampu membantu orang tua dan guru untuk tidak menanamkan tetapi menumbuhkan semua potensi yang adalam diri anak. Salam Tarakanita !
Bapak Bukik memaparkan mengenai pentingnya komunikasi antara sekolah sebagai suatu sistem dan orang tua sebagai pendidik utama anak. Sinergi yang baik antara sekolah dan orang tua menjadi faktor utama dalam memenuhi kebutuhan anak. Keresahan yang muncul dari orang tua juga akan terjawab dengan adanya komunikasi yang baik dari kedua pihak sejak awal untuk menetapkan tujuan dalam mendampingi anak. Orang tua adalah pendidik utama bagi anak, sehingga dihimbau untuk meluangkan waktu dan mengajak anak untuk bicara minimal 10 menit tiap hari. Komunikasi yang terjalin baik akan semakin mampu membantu orang tua untuk memahami dan memenuhi kebutuhan anak.
Ibu Fegda mengajak orang tua untuk mendampingi anak secara intens dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaan gadget. Gadget diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan berbagai hal dalam kehidupan manusia. Gadget ini hanya sebagai sarana kita untuk mencapai tujuan. Namun, banyak dampak negatif yang muncul dari penggunaan gadget ini. Dampak tersebut muncul dalam bentuk perilaku yang anti sosial, keterampilan motorik yang terbatas, sikap untuk asyik dengan dunia sendiri dan munculnya sikap acuh pada lingkungan. Dampak negatif dalam penggunaan gadget ini muncul karena tanpa sadar ada perilaku yang menjadikan gadget sebagai tujuan utama. Kita menggerakkan gadget bukan gadget yang menggerakan manusia. Sebenarnya gadget bertujuan untuk membantu, sehingga sebaiknya berhenti untuk memandang gadget sebagai suatu hal yang negatif dan menyalahkannya. Namun, kita sebaiknya menggunakan gadget tersebut dengan hati-hati. Ibu Fedga juga mengajak orang tua untuk memberikan waktu untuk memeluk anak dan mengajaknya bicara dengan topik hangat yang positif. Orang tua diharapkan untu tidak terlalu menekankan hasil, namun menikmati proses belajar bersama anak.
Semoga seminar ini mampu membantu orang tua dan guru untuk tidak menanamkan tetapi menumbuhkan semua potensi yang adalam diri anak. Salam Tarakanita !
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment